Oleh : Dokter Dinda Anes Tunjungsari*
Seiring dengan kemajuan
zaman, perubahan pola makan dan pola hidup, telah menyumbangkan angka yang
tidak sedikit terhadap peningkatan penderita Hipertensi di Indonesia. Inilah
saatnya kita merubah pola pikir kita tentang hidup sehat. Selama ini kita
berpikir, saat sakit baru kita pergi ke dokter. Pola pikir inilah yang harus
kita rubah, pergilah ke dokter sebelum Anda sakit. Dalam hal ini, Hipertensi
dapat kita cegah sejak usia muda.
Terapi Hipertensi terdiri
dari 2 macam, yaitu terapi non-farmakologis (tidak menggunakan obat-obatan) dan
farmakologis (dengan obat-obatan). Terapi farmakologis jelas harus atas
sepengetahuan dan pengawasan dokter. Jangan sekali-kali membeli obat Hipertensi
sendiri tanpa resep dokter, karena dapat membahayakan diri Anda sendiri.
Terapi non-farmakologis
merupakan terapi awal dan terapi tambahan, selain obat-obatan. Terapi
non-farmakologis dapat meningkatkan efikasi obat, menurunkan dosis dan jumlah
obat yang dibutuhkan, menurunkan efek samping, serta memperbaiki kondisi
jantung dan pembuluh darah.
Berikut adalah terapi
non-farmakologis yang dapat kita lakukan mulai sekarang:
1. Menurunkan berat badan.
60% dari penderita Hipertensi, mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
Menurunkan berat badan 4-5 kg, dapat menurunkan tekanan darah hingga 7/5 mmHg
baik pada penderita yang mengalami obesitas maupun tidak. Penurunan berat badan
juga dapat mengawali terjadinya perubahan pola hidup. Selain itu, pada penurunan
berat badan, yang berkurang adalah jaringan lemak, bukan otot. Berkurangnya
lingkar perut tersebut berperan dalam menurunkan faktor risiko terjadinya
penyakit jantung dan pembuluh darah. Hal positif lain yang didapat dengan
penurunan berat badan, yaitu menurunkan kadar insulin dalam pembuluh darah,
meningkatkan sensitivitas insulin di jaringan, menurunkan kadar katekolamin,
menurunkan resistensi vaskuler sistemik, menghambat retensi natrium, dan menurunkan
aktivitas sistem saraf simpatis.
2. Berhenti merokok. dengan
berhenti merokok dapat menurunkan kejadian vasokonstriksi, menurunkan aktivasi
system saraf simpatis, kadar norepinefrin, kadar karbon monoksida, menurunkan
risiko koagulasi, agregasi platelet,serta stress oksidatif.
3. Mengurangi atau
menghentikan konsumsi kafein. Dapat menurunkan kejadian vasokonstriksi, dan
meningkatkan ke-elastisan pembuluh darah aorta.
4. Membatasi minuman
beralkohol. Konsumsi alkohol jangan sampai melebihi 3g/hari atau 20g/minggu.
Jika melebihi angka tersebut, alcohol dapat meningkatkan tekanan darah,
meningkatkan hormon aldosteron, dan kortisol.
5. Senam aerobik dan latihan
fisik teratur. Kombinasi dari senam aerobik dan latihan fisik teratur yang
berkesinambungan, setidaknya selama 60 menit per hari harus dilakukan. Saat
penderita telah masuk dalam tahap kondisi jantung dan pembuluh darah yang
optimal, penurunan tekanan darah yang dicapai adalah 11,3/7.5 mmHg.
6. Modifikasi kebiasaan yang
tidak baik. Manajemen stress, relaksasi, yoga, pilates, psikoterapi, hipnosis,
dan kegiatan spiritual dapat membantu menurunkan tekanan darah.
7. Hentikan konsumsi obat
maupun zat yang dapat meningkatkan tekanan darah. Dalam hal ini, seperti:
kontrasepsi oral, kortikosteroid, obat anti nyeri, kafein, alcohol, dan
nikotin.
8. Kontrol rutin berkala.
9. Nutrisi optimal.
Terapi farmakologis dan
non-farmakologis tidak dapat berdiri sendiri-sendiri. Untuk medapatkan hasil yang optimal keduanya tetap harus dijalankan
secara bersamaan. Dan untuk mendapat perawatan maksimal, silahkan datang ke
Klinik Sahabat Medika atau bisa bertanya lewat email kami di kliniksahabatmedika@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar