Mengoptimalkan Umur
Oleh: Handrawan Nadesul, dr*
Kapasitas
tubuh kita diprogram untuk mampu bertahan sampai 120 tahun. Sudah diungkap
kalau tidak banyak orang yang mampu mencapainya, rata-rata lantaran orang melakukan
yang tidak mereka lakukan atau tidak melakukan yang mestinya perlu mereka
lakukan dalam ikhwal hidup sehat jauh hari sebelum umur berakhir.
Umur
kita sebagian besar dirongrong oleh penyakit. Kita sudah bicarakan gerombolan
penyakit infeksi yang secara berkomplot bersama dengan penyakit degeneratif
yang dimonopoli oleh penyakit orang modern- terus menggerogoti umur sehingga
kapasitas berumur lebih panjang tidak teraih optimal. Rata-rata umur berhenti
berputar sebelum jadwalnya. Gelas ukur pasir umur kita sudah habis sebelum
waktunya
Kita
sudah membicarakan bagaimana kita mampu menjinakkan, meredam, bahkan menaklukan
agar penyakit yang tidak perlu terjadi seberapa bisa dibatalkan kemunculannya.
Bahkan sekadar terjangkit flu sekalipun mestinya kita gagalkan, karena kita
memang mampu melakukannya. Dengan cara begitu, sehat masih tetap murah.
Badan
dikuatkan dengan gizi yang cukup dan lengkap. Mesin tubuh dilancarkan dengan
bergerak badan, atau memilih berolahraga. Jiwa disegarkan dengan berfikir
positif. Rohani disiram dengan iman yang terus naik kelas. Mental ditajamkan
dengan mendahulukan akal sehat. Hidup dijernihkan dengan arah hidup yang benar,
dan benar pula melakoninya.
Lebih
lengkap dari itu ada aturan umum untuk semua umur agar umur terentang lebih
panjang. Nilai investasi sehat menjanjikan akan memberi bunga apabila aturan
umum kita patuhi. Dr.Lester Breslow memberi beberapa kiat buat hidup sehat.
Apabila
setiap orang melakukan kebiasaan sehat semudah dan sesederhana itu, menurut
Breslow, paling kurang orang dapat mengulur umurnya sampai rata-rata 75 tahun.
Namun dengan pilihan hidup itu apakah tentu hidup menjadi lebih berkualitas?
Secara
fisik mungkin berkualitas, dengan catatan, menu harian pun harus memenuhi
standar ilmu gizi. Selain itu menu sarapan pagi, makan siang dan makan malam
harus berkategori menu yang seimbang. Artinya selain porsinya memadai sesuai
dengan umur, jenis kelamin,jenis kerjaaan, dan kondisi sakit, hamil, menyusui,
menu juga harus lengkap keberagaman zat gizi (nutrient) yang dikandungnya.
Bila
tidak memperhatikam menu seimbang, orang mugkin saja kelihatan sehat dan berat
badannya ideal. Namun kalau diperiksa zat-zat gizi tubunya, mungkin ada yang
kekurangan. Bisa jadi ada satu-dua atau mungkin lebih zat gizi yang sedang
berlangsung atau sudah lama, tubuh mengalami kekurangan.
Bahkan
setiap menu harian perlu dirancang lebih hebat dari itu. Tak cukup makan siang
yang komplet dan memadai porsinya. Makan siang yang ideal harus seperti “menu
raja”. Artinya ragam menu sedikitnya terdiri dari 506 jenis. Sementara sarapan
pagi idealnya bagaikan “menu pangeran”, yang mestinya jauh lebih lengkap dan
beragam dibanding menu makan siang. Sedang menu makan malam cukup “menu orang
susah” saja.
Perlu
diingat, bahwa obat yang baik datang
dari dapur bukan dari apotek.
Maka, perhatikan menu harian kita. Membaca “Piramida Makan Sehat” berarti
kegiatan bergerak badan dan berolahraga
menduduki peringkat yang harus paling banyak dilakukan. Sedang jenis
menu daging merah dan mentega, termasuk gula. Yang serba manis, kentang, nasi
dan roti putih, serta pasta, supaya menyehatkan, tergolong jenis menu yang
harus paling sedikit dikonsumsi.
Komposisi
zat makanan terbesar diduduki oleh kabohidarat, disusul lemak, dan paling
sedikit protein. Itu yang disebut menu seimbang. Sepiring Nasi, lauk pauk,
daging, ikan, tahu, tempe dan susu. Pada diagaram bagian tengah tampak
komposisis tubuh terbanyak dibangun dari air, disusul protein, kemudian lemak
dan terakhir karbohidrat. Sedang pada diagram paling bawah, menunjukan bahwa
kimia tubuh paling besar diduki oksigen, baru zat kimiawi yang lain.
*penulis buku Sehat Itu Murah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar