Asma,
Bagaimana Mengenalinya ?
Oleh :
Almitra Rindiarti, dr *
Asma merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh
gejala-gejala akibat gangguan dan penyempitan pada saluran napas. Biasanya
disertai riwayat atau bakat alergi baik pada anak atau keluarganya. Saluran
napas anak asma bersifat hiperreaktif, yang memiliki reaksi berlebihan jika
terpapar dengan faktor pencetus.
Bila seorang anak dengan asma terpapar pencetus
seperti debu, bulu binatang, kapuk dll maka saluran napas yang hiperreaktif
akan mengalami perubahan, antara lain otot dinding saluran napas akan
mengkerut, dinding saluran napas membengkak, dan saluran napas terisi banyak
lendir. Hasil akhirnya adalah saluran napas menyempit dan timbullah serangan
asma. Gejala asma dapat timbul pada usia berapa pun, namun umumnya muncul
pertama kali pada usia sekitar 5 tahun. Gejala asma antara lain:
- Batuk
yang sering terutama saat malam hari atau setelah aktivitas
- Napas
cepat
- Napas
bunyi (mengi)
- Gejala
memburuk pada malam/dini hari
- Anak
merasa lemas, lelah, kehilangan nafsu makan
- Sesak
napas, sakit dada, gelisah
- Kebiruan
di mulut dan sekitarnya
Peranan orang tua sangat penting baik dalam mengenali
adanya asma maupun dalam mengendalikan serangannya. Orangtua sangat berperan
dalam mengenali dan mengendalikan pencetus serangan asma dan hal-hal yang dapat
memberatkan asma, mengenali tanda-tanda awal serangan, menyediakan obat-obatan,
mengetahui kapan harus membawa anaknya ke dokter, RS atau IGD, serta memantau
kemajuan atau kemunduran keadaan asma anak.
- Mengenali Faktor Risiko Asma
pada Anak
Berbagai penelitian menunjukkan terdapat lebih dari 35
gen yang berhubungan dengan asma, namun tidak ada satu gen yang dapat dikatakan
sebagai “gen penyebab asma” karena terdapat hubungan antara faktor genetik dan
faktor lingkungan yang membedakan ada atau tidaknya asma pada seseorang. Anak
yang memiliki orangtua dengan asma memiliki kerentanan lebih untuk terkena asma
namun belum tentu terkena asma apabila tidak ada faktor lingkungan yang
mencetuskannya.
Faktor risiko seorang anak dapat terkena asma antara
lain
- Berat
lahir rendah
- Riwayat
keluarga asma atau alergi
- Riwayat
alergi pada anak; merupakan faktor penting karena 75-90% anak asma balita
terbukti memiliki alergi.
- Jenis
kelamin laki-laki
- Tidak
mendapatkan ASI eksklusif
- Sering
terkena infeksi saluran napas
- Paparan
asap rokok sebelum atau sesudah lahir
- Lingkungan
rumah lembab dan kotor
Dengan mengetahui faktor risiko asma, orangtua dapat
lebih waspada dan dapat melakukan langkah-langkah pencegahan agar anak tidak
terpapar faktor lingkungan yang dapat mencetuskan asma. Langkah dini ini dapat
mencegah timbulnya gejala asma untuk pertama kalinya.
2. Mengenali dan Mengendalikan Pencetus Serangan Asma
Faktor pencetus asma merupakan Hal-hal yang dapat
merangsang saluran napas pada anak asma dan menyebabkan terjadinya penyempitan
saluran napas. Zat-zat yang termasuk faktor pencetus antara lain:
- Golongan
hirupan : debu rumah dengan tungaunya, asap (rokok, obat nyamuk, hairspray
dll) kapuk, bulu binatang (kucing, anjing, burung), kecoa (kotoran
& serpihannya)
- Golongan
makanan : coklat, kacang tanah, es, makanan dengan MSG, tomat
- Infeksi
saluran pernapasan akut (ISPA atas, ISPA bawah, sinusitis, penyakit serupa
influenza)
- Perubahan
cuaca (udara dingin)
- Polusi
udara
- Kegiatan
jasmani
- Stress
psikis
- Naiknya
isi lambung ke esofagus / gastroesofageal refluks (GER) yang
terjadi bila anak tidur mendatar
- Atau
kombinasi diantara berbagai faktor tersebut
Apabila anak mengalami gejala asma, penting untuk
mencari tahu faktor pencetus yang menyebabkannya. Setiap anak memiliki
kerentanan yang berbeda untuk setiap zat dan setiap anak asma belum tentu
memiliki faktor pencetus yang sama. Orangtua dapat mengamati dan mencatat
hal-hal yang terjadi pada anak sebelum serangan asma tejadi agar dapat menghindari
faktor pencetus tersebut di masa yang akan datang. Selain itu, orangtua juga
dapat mengenali lebih dini risiko akan terjadi serangan asma apabila anak sudah
terpapar faktor pencetus asma.
3. Kenali tanda-tanda serangan asma
Serangan asma adalah perburukan gejala asma yang
progresif (cepat dan semakin berat). Derajat serangan asma terbagi atas ringan,
sedang dan berat, dengan tanda masing-masing. Jika timbul serangan asma, anak
harus dibawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan segera. Tanda-tanda awal
terjadinya serangan asma yang harus diperhatikan orangtua antara lain:
- tidak
ada perbaikan dengan obat biasa
- pemakaian
obat asma lebih sering
- napas
berbunyi / mengi menetap
- terlihat
pucat dan agak gelisah
- ingus
encer makin banyak
Orangtua sebaiknya berkonsultasi pada dokter saat
tanda awal muncul sebelum terjadi serangan asma yang lebih berat lagi. Apabila
hal ini berlanjut, maka akan timbul tanda lanjutan serangan asma sebagai
berikut:
- mengi
menetap dan makin keras
- anak
mudah lelah, gelisah
- pemakaian
obat makin sering
- perut
turun naik saat bernapas
- anak
lebih suka dalam posisi duduk
- obat
pereda serangan yang biasa digunakan tidak mempan lagi
Semakin lama penanganan serangan, akan semakin berat
pula penyempitan saluran napas yang terjadi pada anak dan anak akan semakin
sulit bernapas. Apabila timbul tanda-tanda bahaya serangan asma, maka orangtua
tidak boleh menunda untuk pergi ke dokter dan anak membutuhkan penanganan
lanjut untuk mengatasi kesulitan napasnya. Tanda bahaya serangan asma antara
lain:
- mengi
melemah, tetapi sesak makin berat
- anak
terlihat kelelahan
- kebiruan
di mulut dan sekitarnya
- anak
sangat gelisah
Dengan mengenali tanda-tanda serangan asma ini,
orangtua akan mengetahui kapan harus membawa anak ke dokter, rumah sakit atau
IGD sehingga serangan asma dapat tertangani sebelum gejala lanjut atau timbul
tanda-tanda bahaya.
Asma merupakan penyakit yang bersifat kronik, sehingga
yang terpenting adalah pengendalian secara terus-menerus. Peranan orangtua
sangat penting untuk tercapainya pengendalian ini dengan mengenali bagaimana
risiko anak terkena asma, mengetahui pencetus, dan mengenali tanda serangan
asma. Dengan bekal pengetahuan tersebut orangtua dapat melakukan pencegahan
dini mulai dari saat hamil, menyusui hingga anak bertambah besar, menghindari
faktor pencetus, mengenali kapan terjadi serangan sehingga dapat menggunakan
obat dengan tepat. Dengan mengenali secara dini dan mengendalikan asma,
kualitas hidup anak pun akan semakin baik dan bebas dari serangan asma.
Referensi:
- Rahajoe
N, Supriyatno B, Setyanto DB. Pedoman Nasional Asma Anak. UKK Respirologi
PP Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2004.
- Asthma
in children and adolescent. Diunduh dari:
http://adam.about.com/reports/000005_3.htm pada 9 Desember 2010.
- Asthma
in children: symptom and risk factor. Diunduh dari:
http://www.webmd.com/asthma/children pada 9 Desember 2010.
- Ceramah
Asma. Divisi Respirologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak, FKUI-RSCM. 2009.
(*) Beliau adalah
dokter tetap dan manajer klinik Ploso Medika
(*) Klinik Ploso Medika
adalah spesialis layanan kesehatan preventif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar