Kematian
Ricky Jo dipandang dari Sudut Medis
Oleh
: Dokter Dinda Anes Tunjungsari*
Berita mengejutkan baru
saja datang dari salah seorang presenter olahraga ternama di Indonesia, Ricky
Jo, begitulah ia dikenal. Pemilik nama lengkap Ricky Johanes ini, dikabarkan
meninggal dunia pada hari Jum’at 22 Maret 2013 silam pada usia 46 tahun. Sungguh
ironi dengan pekerjaan yang dilakoninya sehari-hari sebagai presenter acara
olahraga, yang harusnya identik dengan hidup sehat. Peristiwa ini tentunya
mengingatkan kita pada beberapa artis yang telah tutup usia terlebih dahulu,
pada umur yang masih relatif cukup muda dan gemar berolahraga, seperti Adjie Massaid (43), dan Basuki (51)
Semua hal ini membuat kita
berpikir “Apakah berolahraga tidak
membawa dampak positif terhadap tubuh?”, “Lalu, untuk apa kita berolahraga?”.
Sebelum kita bertanya lebih lanjut, mari kita lihat sejenak hal ini dipandang
dari sisi medis.
Menurut berita yang
tersebar, menyatakan keluhan sesaat sebelum Ricky Jo meninggal, yaitu nyeri
dada dan sesak nafas. Keluhan ini bila di cocokkan dengan survey penyebab
kematian terbesar di dunia menurut WHO, kemungkinan terbesarnya adalah Penyakit
Jantung Koroner (PJK). Menurut survey penyebab kematian terbanyak versi WHO,
PJK menempati urutan ke-4 di dunia, sedangkan untuk Indonesia sendiri PJK
menempati urutan ke-1 penyebab kematian terbanyak.
Penyakit Jantung Koroner
adalah penyempitan pembuluh darah koroner yang diakibatkan oleh penumpukan
sel-sel lemak (plak). Pembuluh darah koroner adalah pembuluh darah utama yang
memberi nutrisi dan menyalurkan oksigen ke jantung. Bila plak ini dibiarkan
menumpuk di pembuluh darah koroner dalam jangka waktu yang lama, makin lama akan
terjadi penyempitan yang bermakna sehingga kebutuhan oksigen jantung tidak
dapat dipenuhi. Bila kebutuhan oksigen jantung tidak dapat terpenuhi, maka yang
terjadi adalah jantung tidak dapat bekerja lagi untuk memompa darah ke seluruh
tubuh, sehingga dapat menyebabkan kematian mendadak.
Saat jantung mulai
kekurangan suplai oksigen, jantung akan member sinyal kepada tubuh sehingga
menimbulkan gejala (pada beberapa orang yang menderita penyakit tertentu yang
mempengaruhi tingkat sensitifitas saraf, seperti Diabetes Mellitus, gejala ini
kadang tidak muncul) .
Gejala PJK yang dapat kita kenali:
·
Rasa tidak nyaman di dada (terutama dada kiri), seperti
ditempa beban berat.
·
Rasa seperti terbakar di dada, yang dapat menjalar ke lengan
kiri serta leher bagian kiri.
·
Dapat juga keluhan berupa sesak nafas, keringat dingin.
Faktor resiko PJK, antara lain:
·
Tekanan darah tinggi (Hipertensi)
·
Kadar kolesterol darah yang tinggi (Dislipidemi)
·
Diabetes Mellitus
·
Obesitas
Menjawab pertanyaan
diatas, disini olahraga memang tidak berperan secara langsung, tetapi dengan
berolahraga secara rutin dapat membantu mengendalikan faktor resiko tersebut.
Sekali lagi kematian
memang adalah kuasa Tuhan yang tak dapat diprediksi oleh manusia. Tetapi
sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia tetap wajib berdoa dan berusaha. Yang
dapat kita lakukan saat ini untuk mewaspadai PJK, yaitu sebisa mungkin
menghilangkan faktor resiko serta melakukan pemeriksaan dini secara rutin dan
berkala.
(*) Beliau adalah dokter di Klinik Ploso
Medika Surabaya
(*) Klinik Ploso Medika adalah Spesialis
Layanan Kesehatan Preventif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar