Rabu, 03 April 2013

Kematian Ricky Jo dipandang dari Sudut Medis



Kematian Ricky Jo dipandang dari Sudut Medis
Oleh : Dokter Dinda Anes Tunjungsari*


Berita mengejutkan baru saja datang dari salah seorang presenter olahraga ternama di Indonesia, Ricky Jo, begitulah ia dikenal. Pemilik nama lengkap Ricky Johanes ini, dikabarkan meninggal dunia pada hari Jum’at 22 Maret 2013 silam pada usia 46 tahun. Sungguh ironi dengan pekerjaan yang dilakoninya sehari-hari sebagai presenter acara olahraga, yang harusnya identik dengan hidup sehat. Peristiwa ini tentunya mengingatkan kita pada beberapa artis yang telah tutup usia terlebih dahulu, pada umur yang masih relatif cukup muda dan gemar berolahraga, seperti  Adjie Massaid (43), dan Basuki (51)
Semua hal ini membuat kita berpikir “Apakah  berolahraga tidak membawa dampak positif terhadap tubuh?”, “Lalu, untuk apa kita berolahraga?”. Sebelum kita bertanya lebih lanjut, mari kita lihat sejenak hal ini dipandang dari sisi medis.
Menurut berita yang tersebar, menyatakan keluhan sesaat sebelum Ricky Jo meninggal, yaitu nyeri dada dan sesak nafas. Keluhan ini bila di cocokkan dengan survey penyebab kematian terbesar di dunia menurut WHO, kemungkinan terbesarnya adalah Penyakit Jantung Koroner (PJK). Menurut survey penyebab kematian terbanyak versi WHO, PJK menempati urutan ke-4 di dunia, sedangkan untuk Indonesia sendiri PJK menempati urutan ke-1 penyebab kematian terbanyak.
Penyakit Jantung Koroner adalah penyempitan pembuluh darah koroner yang diakibatkan oleh penumpukan sel-sel lemak (plak). Pembuluh darah koroner adalah pembuluh darah utama yang memberi nutrisi dan menyalurkan oksigen ke jantung. Bila plak ini dibiarkan menumpuk di pembuluh darah koroner dalam jangka waktu yang lama, makin lama akan terjadi penyempitan yang bermakna sehingga kebutuhan oksigen jantung tidak dapat dipenuhi. Bila kebutuhan oksigen jantung tidak dapat terpenuhi, maka yang terjadi adalah jantung tidak dapat bekerja lagi untuk memompa darah ke seluruh tubuh, sehingga dapat menyebabkan kematian mendadak.


Saat jantung mulai kekurangan suplai oksigen, jantung akan member sinyal kepada tubuh sehingga menimbulkan gejala (pada beberapa orang yang menderita penyakit tertentu yang mempengaruhi tingkat sensitifitas saraf, seperti Diabetes Mellitus, gejala ini kadang tidak muncul) .
Gejala PJK yang dapat kita kenali:
·         Rasa tidak nyaman di dada (terutama dada kiri), seperti ditempa beban berat.
·         Rasa seperti terbakar di dada, yang dapat menjalar ke lengan kiri serta leher bagian kiri.
·         Dapat juga keluhan berupa sesak nafas, keringat dingin.
Faktor resiko PJK, antara lain:
·         Tekanan darah tinggi (Hipertensi)
·         Kadar kolesterol darah yang tinggi (Dislipidemi)
·         Diabetes Mellitus
·         Obesitas
Menjawab pertanyaan diatas, disini olahraga memang tidak berperan secara langsung, tetapi dengan berolahraga secara rutin dapat membantu mengendalikan faktor resiko tersebut.
Sekali lagi kematian memang adalah kuasa Tuhan yang tak dapat diprediksi oleh manusia. Tetapi sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia tetap wajib berdoa dan berusaha. Yang dapat kita lakukan saat ini untuk mewaspadai PJK, yaitu sebisa mungkin menghilangkan faktor resiko serta melakukan pemeriksaan dini secara rutin dan berkala.

(*) Beliau adalah dokter di Klinik Ploso Medika Surabaya
(*) Klinik Ploso Medika adalah Spesialis Layanan Kesehatan Preventif 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar